Analisis Pengaruh Insentif Pajak, Inflasi dan PBD Terhadap Penanaman Modal Asing di Indonesia : Studi Pasca Implementasi Undang-Undang Cipta Kerja Nomor 11/2020

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh insentif pajak, inflasi dan Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia pada periode pasca implementasi Undang – Undang Cipta Kerja No. 11 Tahun 2020. UU Cipta Kerja diharapkan dapat meningkatkan daya tarik investasi asing melalui berbagai reformasi kebijakan, termasuk pemberian insentif pajak. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data tahunan dari tahun 2019 hingga 2023 yang diperoleh dari sumber resmi seperti Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI), Badan Kebijakan Fiskal (BKF) dan Direktorat Jendral Pajak (DJP). Analisis dilakukan dengan pendekatan kuantitatif untuk mengukur hubungan antara kebijakan insentif pajak, inflasi, PDB terhadap PMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberlakukannya UU Cipta Kerja, investasi asing mengalami peningkatan yang relatif stabil, dengan insentif pajak sebagai salah satu faktor pendorong. Namun, hasil analisis regresi menunjukkan bahwa pengaruh insentif pajak terhadap PMA tidak signifikan secara statistik, yang mengindikasikan bahwa faktor lain seperti stabilitas kebijakan, infrastruktur dan kepastian hukum lebih menentukan keputusan investor. Setelah implementasi UU Cipta Kerja, terjadi lonjakan signifikan dalam aliran investasi asing, yang menunjukkan bahwa reformasi regulasi lebih berperan dalam meningkatkan daya tarik investasi dibandingkan dengan insentif pajak itu sendiri. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap PMA, meskipun terdapat hubungan positif secara koefisien regresi. Hal ini menunjukkan bahwa faktor lain seperti suku bunga, nilai tukar dan kebijakan moneter lebih berpengaruh terhadap keputusan investasi asing. Demikian pula, PDB juga tidak berpengaruh signifikan terhadap PMA, yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi saja tidak cukup untuk menarik investor tanpa adanya kebijakan investasi yang mendukung serta stabilitas politik dan hukum yang baik. Secara keseluruhan, variabel insentif pajak, inflasi dan PDB memiliki hubungan yang sangat kuat dengan PMA. Namun secara simultan, ketiga variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap PMA, yang mengindikasikan bahwa faktor lain seperti kebijakan perdagangan, stabilitas regulasi dan kepercayaan investor terhadap iklim investasi di Indonesia lebih dominan dalam menarik investasi asing.